Selasa, 02 Desember 2014

Bisa apa kalian !!!

Kita tidak bernyanyi, hanya saja kita habiskan satu lagu sendu dengan tatapan rindu

rindu merdu hujan-hujanan
cukup adil, aku merangkul pinggulmu, kau menggenggam tanganku
dan, kita menarikan tarian-tarian kebangsawanan

kurang ajar! pupilmu mencumbui mataku
Sekarang siapa yang mau bertanggung jawab hah

kau HARUS bertanggung jika pertemuan kentang lagi. 
Jika kata penulis sajak profesional tentang rindu yang harus di bayar tuntas, aku tidak.  aku akan mencicilnya dan tak akan ku lunaskan. 

Rindu bukan soal hutang, 
Kita adalah depkoleptor atas rindu kita sendiri, kau juga harus menagih, aku juga akan menagih mu. 

lepaskan aku! lepaskan pupilku dari mataku. 
ah sialan!! kau masih saja hadir dalam khayalan. 

hey seandainya, hey jika, hey kemungkinan, bisa apa kalian jika aku berkhayal seperti ini. !

Kamis, 20 November 2014

Mengejutkan !!!

Sejak tadi aku melihat ke kanan
diantara ubun-ubun monyet
aku memandangimu yang memandangi hujan.

Kemudian mataku melihat, melihatmu berlari pergi.

saksinya bahu kiriku, kau telah hilang dari aku yang mencari - cari.

Mengejutkan !!
Tiba-tiba saja kau hadir dari sudut yang tak seorangpun tahu.

Kau hadir dalam pejaman mataku. 

Selasa, 18 November 2014

Jika Aku, Maka kau..


Jangan sombong, tegur aku jika sepi. Siapa tau berdua kita bisa berbagi.
Tikam aku jika rindu menusukmu, siapa tau berdarah - darah kita menjadi satu.

Rangkul aku jika mau memikul sesuatu 
Tatap mataku jika cinta tak memandangimu
Jika kau bingung kepada siapa membagi bahagia, jangan kau bagi - bagi. Makan saja sendiri, setelah kau kenyang tidurlah di sampingku. 

Kita bangun subuh subuh, bukan kopi tapi sesloki sampanye kau tuang di bibirku, setelah itu aku yang mengimamimu.

Menjemput sendu di pelupuk matamu
Bagi aku sedihmu
Lantas akan kunikahi ia.

Senin, 17 November 2014

Hujan Di Pelataran Senja

Disini begitu menyenangkan
Aku melihat hujan yang sedang hujan-hujanan
Beberapa seperti anak kecil. Meraka bermain, lari-larian, lompat-lompatan, menyatu satu sama lain.

Di pojok langit sore itu
Di sudut-sudut awan, ada juga yang ketahuan berpelukan.
Beberapa tetes hujan yang mulai  kedinginan, kemudian hujan itu di peluk pacar nya yang juga hujan.

Tapi diantaranya, ada setetes kecil hujan yang mau jatuh dari ranting kering tapi tak jatuh-jatuh.
Tanah tidak terlalu kering, tapi dingin yang telalu dingin. 
Dan, akupun menggodanya. Kuhoyangkan dedaunan Setelah itu ia jatuh tepat menghantam keningku

Kemudian kami tertawa. 
Aku dan imajinasi ala ala sintetisiasi